Misteri Kehidupan Suku Sentinel yang Menolak Masuknya Peradaban

Nama Suku Sentinel yang tinggal di sebuah pulau terpencil, Pulau Sentinel, beberapa hari belakangan jadi viral karena telah membunuh seorang pria misionaris bernama John Allen Chau yang masuk ke wilayah mereka pada 23 November 2018.

Suku terasing ini tak ingin ada orang luar yang masuk membawa budaya baru atau peradaban baru ke dalam pulau yang mereka huni sejak dulu.

Letak Pulau Sentinel ada di gugusan kepulauan Andaman dan Nicobar, India. Suku yang menghuni pulau tersebut sudah ada sejak masa pra-neolitik atau sekitar 50 ribu tahun lalu.

Shopee Terbaru

Itu berarti keturunan mereka telah ada sejak jaman purba, namun hingga kini masih mempertahankan cara hidup primitifnya. Postur tubuhnya mirip dengan manusia saat ini dengan ciri-ciri fisik warna kulit hitam, rambut ikal.

Mereka masih menggunakan alat tradisional untuk berburu dan beraktifitas, serta tidak memakai pakaian. Alat untuk berburu yang dipakai adalah tombak dan busur serta anak panah dari kayu dan bahan alami.

Dengan tombak dan panah itu pula mereka membunuh misionaris yang datang ke pulau tersebut pekan lalu. Hingga kini jasad sang misionaris masih ada di pulau Sentinel, belum bisa diambil oleh pemerintah setempat.

Kehidupan Suku Sentinel
Photo by Pastiseru.com

Pulau terpencil tersebut memiliki tetangga pulau dengan jarak terdekat 50 kilometer, sehingga agak sulit bagi kebudayaan baru datang kepada mereka. Itu sebabnya Suku Sentinel tidak mau membuka diri.

Sifat mereka penuh curiga jika ada pengunjung atau orang yang mendekat ke pulau tersebut. Biasanya mereka akan mempersiapkan senjata dan menyerang jika ada yang mendekat.

Dilansir laman AP, John Allen Chau dibunuh untuk menegaskan bahwa suku itu menolak  orang luar.

“Sentinel ingin ditinggalkan sendirian,” kata Anup Kapur seorang antropolog.

Hingga kini tak ada ahli yang bisa mempelajari bahasanya, jumlah penduduknya, usia, dan budaya yang mereka terapkan selama ini. Akademisi hanya bisa menebak-nebak saja dengan pengamatan jarak jauh atau memakai drone.

“Hanya untuk rasa ingin tahu, mengapa harus mengganggu suku yang telah bertahan selama puluhan ribu tahun? Akan banyak kerugian: Orang-orang tersesat, bahasa hilang, kedamaian mereka hilang,” ungkap seorang akademisi.

Baca Juga:  Candi Selogriyo: Menyaksikan Keindahan Spiritual di Puncak Lereng Gunung

Bagikan:

Avatar photo

Annisa

Annisa suka menyelami setiap momen hidupnya, merekam dengan kamera iPhone dan menyimpan di buku catatannya.

Tags

Rekomendasi